Tips Mengatasi Panas Dalam
Tak satupun, kecuali sensasi seperti terbakar di dalam dada. Gangguan ini paling sering kita alami. Inilah yang disebut dengan panas dalam. Sebenarnya, istilah medisnya adalah misnomer, karena panas dalam menyerang esofagus bagian bawah, yang kemudian menyebabkan rasa sakit. Asam disgestif tidak sampai menyerang perut karena perut memiliki semacam membran protetif yang melindunginya, tapi esofogus tidak memilikimembran semacam ini. Itulah sebabnya Anda merasa sakit (panas).
Pemicu panas-dalam yang paling umum adalah :
- Mengkonsumsi daging terlalu banyak..
- Makan terlalu cepat.
- Coklat, bawang merah dan bawang putih atau pepermint.
- Merokok setelah makan.
- Kopi (kopi biasa atau non kafein).
- Minuman beralkohol.
- Hiatal hernia, prostrusi perut bagian atas melalui diafragma, satu kondisi yang dialami oleh satu dari setiap orang yang berusia di atas 60 tahun. Kerusakan ini memungkinkan asam perut menyembur kembali masuk ke dalam esofagus.
Pengobatannya menyaratkan penghindaran faktor-faktor pemicu panas dalam sebayak mungkin, plus berikut ini :
- Duduklah dan berdiri dengan tegak atau berjalan-jalan kapanpun bila memungkinkan. Menekuk badan atau berbaring akan mempernudah sekresi gastik bergerak ke atas menuju esofagus.
- Jika panas dalam menggangu Anda ketika tidur, tambahkan bantal sehingga kepala terangkat lebih tinggi.
- Jaga berat badan Anda. Mereka yang tubuhnya terlalu gemuk (atau pada wanita yang sedang hamil), perut bagian atas mendesak ke atas melewati diafragma.
- Kurangi konsumsi daging.
- Jangan makan kira-kira 2 sampai 3 jam menjelang tidur.
- Untuk melindungi perut Anda dalam menetralisir asam, minumlah 1 sampai 2 sendok teh cairan antasid anti-serap seperti magnesium hidroksida setiap 1 sampai 2 jam.( catatan : mereka yang memiliki penyakit jantung, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memakan antasid. Karena berbagai antasid memiliki kandungan sodiumnya cukup tinggi dan tidak boleh dipakai pada diet ketat).
- Minumlah segelas susu; cara ini mungkin membantu lebih jauh. Susu bertindak sebagai zat protektif, tapi daya efektif susu tidak seefektif dibanding antasid.